Chapter 1
Bakso
"Pesen satu , biasa mas, ga pake sambal terus lamanya dikurangin dikit hehehe"
"Ok, Mas ardhi siap"
"Woi dhi gw juga pesen satu yaaa, bayarin dulu ntar kalu awal bulan nanti gw ganti" celoteh Arkan
"Ya elaa...dasar loe, mas tambah satu, pake lama aja kalu bisa tungguin bakso gw habis baru dibikin"
"Siap mas ardhi, Biasa kan mas Arkan?
"Iya, yang biasa ga pake embel-embel si Ardhi yaa"
Agak mendung dan lembab hari ini, mungkin pengaruh pergantian musim. Pertengahan Agustus adalah hari sibuk dimana setelah sebulan summer season telah berakhir kini waktunya kuliah dimulai dan tentu kerjaan dan tugas menumpuk. Warung mas Joko mulai kembali ramai, segeromblan mahasiswa datang silih berganti membuat suasana hangat meski cuaca agak mendung
Arkan adalah teman baikku selama ini, sudah banyak hal yang kulalui bersamanya, dari yang susah, seneng, sedih, runyem, lucu, dan entah harus bagaimana aku menggambarkan dirinya...intinya dia adalah pribadi yang baik dan sifat dia yang gw suka adalah dia ga nge-judge orang...saya rasa bisa memulai cerita ini sekarang..
"kamu tau ga? udah 3 mahasiswi yang hilang dikampus kita ini?" Celetuk arkan sampai hampir membuat saya mati tersedak bakso
"ah, masa sie" balas Ardhi sembari bercanda dengan dalih mengalihkan pembicaraan
"bener dhi, aku sudah dengar beritanya dari seorang wartawan media lokal kita" sembari menatap kosong yaa dia telah menatap kosong sepertinya tatapan itu bisa membelah langit kalu dia dibiarkan berdiri diluar...tentu bisa mencerahkan cuaca hari ini
"kamu baca koran mana? koq ga ada beritanya?"
"aku dapat info langsung yaa pokonya percaya aja dech dan tau ga dhi apa yang kudapat?"
"apa itu?"
"bakso!!" dengan wajah aneh sambil menunjuk bakso yang sedang kumakan
"haa" gedubrakk sontak saja saya kaget sendok saya lepas dan menerbangkan bakso ke udara, melayang dan jossss tepat mendarat ke belakang kursi saya yang kebetulan seorang mahasiswi berparas cantik dengan kulit putihnya...sepersekian detik aku melupakan apa yang dikatakn arkan
"maafkan teman saya, dia begitu gugup ingin berkenalan dengan anda sampai tak tau harus berbuat apa selain dengan sengaja melemparkan bakso supaya dapat menarik perhatian anda" pangkas arkan saat saya terperangah dengan si cantik ini
"oh ga mba, saya ga sengaja suer" pembelaan diri seadanya dengan wajah se-innocent mungkin karena si cewe ini terlihat begitu percaya dengan penjelasan tenang dari si arkan dengan wajah masih belepotan saos hasil cipratan sendok terbang tadi
"sebagai wujud permintaan maaf atas kejadian ini biarkan saya membayar makanan anda" tambah arkan yang membuat saya semakin terpojok ke sudut semesta dengan perasaan tidak berdaya dan tidak bisa berkata-kata
"oh ga apa-apa, hanya saja tolong bilang ke teman kamu yang satu ini, untuk bisa lebih gentelmen saat ingin mengajak seorang wanita berkenalan" dengan wajah senyum penuh arti mungkin artinya jangan berani kenalan dengan saya lagi
"sekali lagi maaf" hmmm dengan jurus senyumnya yang mempesona arkan menyodorkan tangannya
"Nina" menyambut tangan arkan
"Arkan dan ini..." lalu memeluk pundakku sembari memberikan "kode"
"Ar......." belum sempat menjabat tangan
"Ok..." mengambil dompet lalu cuss dengan membiarkan saya seperti seorang bego tanpa kata-kata dengan tangan yang masih tergantung seperti ondel-ondel saat kawinan massal
"hahahaha...sungguh lucu wajahmu Ar andai saya bisa merekam ini" ejekan arkan kepada saya sambil menunjuk atas bibir saya
"awas loe....gw pasti balas koq" sambil mengusap bekas saos di atas bibir
aku dan arkan duduk kembali dan membicarakan tentang beberapa mahasiswi yang hilang di kampus kita, arkan memberikan detail kasus itu dengan seksama tanggal tepat hilangnya gadis-gaids itu, latar belakang gadis itu, fakultas dan jurusan, dan beberapafoto dan fakta laen tentang korban-korban itu..dan yang paling penting mereka semua berparas manis sesuai dengan kriteria saya hahaha, arkan tertawa.
"dan satu lagi jika kuperhatikan kesamaan dari para korban ini adalah?"
"apa itu?" sambil mengeluarkan pulpen untuk mencatat di note kecil seukuran kantong yang selalu dibawa kemana saja ama si arkan dan tak pernah dia perlihatkan isinya ke saya
"mereka semua masih....masih....masih....belum ditemukan!" hahaha aku tertawa sampai beberapa orang yang duduk disebelah kami mengarahkan tatapan aneh ke arah kami
"terus maksud kamu berkata bakso tadi maksudnya apa?" timpal ardhi
"haa, itu awalnya minggu lalu, sehari setelah cewe yang hilang ini terakhir terlihat oleh beberapa saksi"
"gw masih ga ngerti Ar?" dengan tatapan serius sembari menenggak minuman (glekglekglek)
"pelan-pelan aja dhi, ntar terbang gelasnya hahaha" sambil menepuk belakang leher saya
" penasaran aku Ar, sepertinya menarik" kejarku dengan sejuta rasa ingin tahu
"terus maksud kamu berkata bakso tadi maksudnya apa?" timpal ardhi
"haa, itu awalnya minggu lalu, sehari setelah cewe yang hilang ini terakhir terlihat oleh beberapa saksi"
"gw masih ga ngerti Ar?" dengan tatapan serius sembari menenggak minuman (glekglekglek)
"pelan-pelan aja dhi, ntar terbang gelasnya hahaha" sambil menepuk belakang leher saya
" penasaran aku Ar, sepertinya menarik" kejarku dengan sejuta rasa ingin tahu
"aku tau..dhi, ayo kita jalan udah sore ini...." bergegas lalu merapihkan baju dan melihat sekeliling
"ok degh... kamu bawa motormu kan?...aku melihat arkan terpaku tak biasanya dia seperti, lalu aku mencoba menyatukan pandanganku dengan arah matamya berharap ujung tatapanku adalah hal menarik dan ternyata iya...si wanita tadi yang kujatuhkan bakso dibajunya sedang jalan tepat didepan warung bakso mas joko..posisi kami masih didalam warung...otomatis si cewe tidak akan melihat kita karena tembus pandangan kami melewati kaca gerobak bakso mas joko....
"begitu indah pemandangannya yaa" dengan tangan mencoba menepuk pundak arkan
"ayo kita pergi" dengan nada aneh yang menandakan dia sedang serius...aku hafal nada suaranya ini...benar-benar hafal, aku diam saja berusaha tak mempertemukan lidah dan langit-langit mulutku seakan ku tahu suaraku pasti akan merusak konsentrasi keseriusannya kubiarkan lidahku mengambang...sampai di depan pintu mobilku baru aku berani menanyakan hal ini
"kenapa Ar?
"kita harus bergegas menyelesaikan kasus ini, atau akan ada korban lagi"
"kenapa Ar...bisa kau jelaskan detailnya" sahutku, ketika arkan membuka pintu mobilku seakan ingin cepat membuatku beranjak dari tempat ini
"tak ada waktu untuk menjelaskan, akan kutelpon kamu sebentar saat smuanya siap"
"ok" kulihat dia seakan terburu-buru mengejar cahaya mentari yang kian tenggelam
(fisrt chapter deep sight new adventure just shock you when u just dont know it already started....)
"ok degh... kamu bawa motormu kan?...aku melihat arkan terpaku tak biasanya dia seperti, lalu aku mencoba menyatukan pandanganku dengan arah matamya berharap ujung tatapanku adalah hal menarik dan ternyata iya...si wanita tadi yang kujatuhkan bakso dibajunya sedang jalan tepat didepan warung bakso mas joko..posisi kami masih didalam warung...otomatis si cewe tidak akan melihat kita karena tembus pandangan kami melewati kaca gerobak bakso mas joko....
"begitu indah pemandangannya yaa" dengan tangan mencoba menepuk pundak arkan
"ayo kita pergi" dengan nada aneh yang menandakan dia sedang serius...aku hafal nada suaranya ini...benar-benar hafal, aku diam saja berusaha tak mempertemukan lidah dan langit-langit mulutku seakan ku tahu suaraku pasti akan merusak konsentrasi keseriusannya kubiarkan lidahku mengambang...sampai di depan pintu mobilku baru aku berani menanyakan hal ini
"kenapa Ar?
"kita harus bergegas menyelesaikan kasus ini, atau akan ada korban lagi"
"kenapa Ar...bisa kau jelaskan detailnya" sahutku, ketika arkan membuka pintu mobilku seakan ingin cepat membuatku beranjak dari tempat ini
"tak ada waktu untuk menjelaskan, akan kutelpon kamu sebentar saat smuanya siap"
"ok" kulihat dia seakan terburu-buru mengejar cahaya mentari yang kian tenggelam
(fisrt chapter deep sight new adventure just shock you when u just dont know it already started....)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar